Welcome

Jumat, 18 Oktober 2013

Kritik Sastra



Matahari
Dalam novel “Jingga dalam Elegi”


 Martha Yolanda Permatadewi
 “Ari , atau lengkapnya Matahari Senja adalah biang onar di SMA Airlangga. Penyandang sederet predikat buruk dan pembuat onar. Tari, atau Jingga Matahari , seorang siswi angkatan baru, membuat seisi SMA Airlangga tercengang . Suatu hari, saat sedang berjalan-jalan di sebuah mal, tanpa sengaja tari bertemu Ari, Tapi teryata cowok itu sama sekali bukan Ari, melainkan Ata. Saudara kembar Ari. Yang membuat Tari bingung, nama lengkap Ata adalah Matahari Jingga!”


Sebagaimana Forster, saya percaya bahwa membaca novel pada dasarnya adalah menjalankan hidup kita dalam dunia bacaan dan melalukan pertemuan dengan orang-orang . ketika mulai membaca halaman pertama sebuah novel saya biasanya menyimpan harapan bahwa setelah halaman terakhir novel itu selesai saya baca, akan ada kesan yang tertinggal dari kehidupan saya yang ada didunia baca dan dari orang-orang yang saya temui.
Pada benak saya kesan itu sendiri memiliki gradasi , bisa sangat kuat , kuat , biasa-biasa saja, lemah , atau sangat lemah . Membaca novel , memberi jalan kepada saya untuk bertemu dengan banyak orang dari berbagai tempat dengan lingkungan sosial , intelektual dan kultural yang berdeda-beda.
Persahabatan saya dengan orang-orang dalam novel yang saya baca terjadi dengan barbagai alasan . Pada diri Sharma yang lahir dari kelurga yang tidak utuh dan hanya tinggal berdua dengan ibunya , menjalankan masa SMA dengan gangguan dari teman yang dia kenal sejak SMP ,ditambah lagi ibunya yang sering pulang malam dengan laki-laki lain,dan tetangga yang sering membicarakan ibunya, saya pun iba pada nasibnya yang sangat menyentuh hati.
Begitulah. Ketika saya mulai membaca novel Jingga dalam Elegi saya pun membayangkan dapat menjalin persahabatan , Akan tetapi dari novel tersebut ada satu hal yang sangat mengganggu saya yaitu “Elegi” .
Pada mulanya saya mengira ini salah satu nama dari tokoh didalam novel. Akan tetapi, setelah beberapa waktu mencarinya ke Google dan melakukan pencarian online di internet memalui mesin pencari terbesar di dunia maya ini , akhirnya saya pun menemukan beberapa entri yang bersinggungan dengan kata “Elegi”. Salah satu entri menunjukan arti kata “Elegi” yaitu syair atau nyanyian yg mengandung ratapan dan ungkapan dukacita (khususnya pd peristiwa kematian)
Baru saya tau arti judul itu , kesedihan atau kedukaan yang dialami oleh tokoh utama . tetapi ada 2 tokoh yang dominan pada cerita-cerita dinovel Matahari . Ya, kedua tokoh itu bernama Matahari , yang membedakan mereka adalah Jingga dan Senja .
Ini sudah dibahas dalam novel pertama karangan Esti Kinasih berjudul Jingga dan Senja . Kali ini dalam novel Jingga dalam Elegi. Esti Kinasih ingin memperlihatkan cerita yang lebih khusus tentang kedua tokoh utama ini . Dalam cerita ini diawali dengan kisah anatara Matahari Senja, atau Ari dan Jingga Matahari, atau Tari . Mereka adalah kedua tokoh yang sangat bertolak belakang sifat dan perilakunya . awal cerita pengarang menyembunyikan tokoh Ata, atau Matahari Jingga yaitu sosok misterius kembaran Ari.
Pengarang ingin membuat para pembaca menebak-nebak akhir cerita ini . Tapi ditengah cerita , pengarang memunculkan tokoh Ata ini , yang semula pasti pembaca mengira bahwa Ata dan Ari adalah 2 tokoh yang berbeda , tetapi ketika cerita sudah hampir mrncapai akhir , terkuak rahasia penulis ini , yaitu tokoh Ari yang memerankan Ata ,  jadi itu hanya rekayasa penulis .
Dengan dua tokoh saja masalah tidak terlalu rumit tetapi dengan ditambah satu tokoh lagi permasalahan menjadi semakin rumit dan pelik , itu yang membuat pembaca ikut terjun dalam permasalahan ini . Ini yang membuat para remaja menyukai novel ini . Dengan bahasa yang ringan dan mudah dimengerti.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Chat Room

Try It !!

Seberapa terbantukah anda dengan mengunjungi blog milik saya ?